Hariyono Usman
Mahasiswa FKIP Universitas Haluoleo Sultra,
e-mail: hariyonousman@yahoo.co.id

Abstrak: Masalah terletak pada tenaga pendidik yang menjadikan guru seperti pilihan terakhir yang juga berpengaruh pada proses belajar mengajar di dalam kelas. Sehingga sebagian besar peserta didik di negeri ini tidak mempunyai minat yang tinggi dalam belajar. Tujuan penulisan untuk mengetahui bagaimana kompetensi guru yang profesional dalam meningkatkan kualitas belajar. Metode kajian meliputi: perumusan masalah, studi pustaka dan penarikan masalah. Hasil kajian berupa kompetensi yang harus dimiliki guru dengan penuangan empiris dan efektif yaitu; (1) personaliti guru, (2) memahami karakter siswa (3) menjadi profesional, manusiawi, kemasyarakatan, (4) menumbuhkan motivasi belajar, dan (5) mengembangkan model pembelajaran serta evaluasi pembelajaran.
Kata kunci: profesionalisme guru, kualitas belajar mengajar, pembelajaran, siswa (peserta didik).

PROGRAM PENDIDIKAN GRATIS YANG TIDAK GRATIS

Pada Hari Pendidikan di tahun 2009 lalu, masyarakat dijanjikan dengan pernyataan “Tahun 2009 sekolah gratis.” Itu merupakan salah satu iklan sekolah gratis di stasiun televisi. Melalui media televisi, koran dan radio, artis iklan gencar mempromosikan program pendidikan, yakni sekolah gratis sebagai pendukung utama Wajib Belajar Sembilan Tahun. Munculnya iklan gratis itu paling tidak membuat masyarakat sedikit lega. Paling tidak, di tengah lesunya perekonomian, program sekolah gratis amat membantu warga miskin. Namun pada kenyataannya, iklan pendidikan gratis mengandung sejumlah persoalan. Dari sisi kata gratis, benarkah pendidikan dapat benar-benar gratis. Masyarakat menafsirkan kata gratis alias tidak perlu membayar sama sekali, sementara penjelasan Mendiknas Bambang Sudibyo (27/4) bahwa yang dimaksud dengan pendidikan gratis hanyalah pembebasan dari biaya SPP. Bukan gratis versi masyarakat, melainkan versi pemerintah. Tetap ada pembiayaan-pembiayaan pribadi. Artinya, uang gedung, pengadaan buku, perlengkapan sekolah, ekstrakurikuler, ujian sekolah, bahkan praktikum pasti dibebankan. Ironisnya,