Seperti biasa
Di singgasanamu kau menyambung asa
Matamu kosong tak berpenghuni terang
Sedikit terpaksa kau riang
Hatimu berjalan meraba-raba kulit istana
Terkadang kakimu memukul benda-benda mati
yang sedari dulu memperhatikanmu sunyi
Dilagumu, anak-anakmu berganti nama setiap hari
Lenyap ditelan tawa kecil bercermin di lembar bahari
Di singgasanamu,
Sekotak dunia menuntun arah pandangmu
Setali hatimu entah ke mana. mungkin ia berburu masalah?
Kacamata perantara mata dan hati
Bak ajal penentu hidup dan mati
Seperti biasa
Matamu kosong tak berpenghuni terang
Terus berlari hinga waktu datang
Ruang tamu, 21 mei 2010
[segenggam kata tentangmu Ayah]
Kacamata Harapan ________ Puisi
Diposting oleh
Nono's Blog
di
22.48
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar