Andaroa

Seperti lukisan dua tahun lamanya
Dalam peta ilusi mata ingatan
Bola hitam melirik tajam Tuhannya
Butir-butir sandi tergulung dalam genggaman
Andaroa:

Sepi hening mengakar di pagi senja
Antara totombe-baobao: kau yang terjaga
Jauh di dalam lingkaran mandonga
Sejalan riak air mata sungai pohara

Pohon-pohon menjulang pulang aroma sagu
Mengais pasir karun lokasi batu
Menggigit keringat karat harapan seribu
Melahirkan pinisi dan duria sambil berkata “Inilah anak-anakku”

                                                                                                         Kendari, 2010

0 komentar:

Posting Komentar